Tampilkan postingan dengan label Restoran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Restoran. Tampilkan semua postingan
Istilah-istilah yang ada di Food & Beverage Service dan Food & Beverage Product dan Equipment

Istilah-istilah yang ada di Food & Beverage Service dan Food & Beverage Product dan Equipment

No Comments

Setiap outlet atau bagian dari dapur dan restoran umumnya menggunakan jenis peralatan makanan dan minuman yang berbeda jenis maupun bahannya. Penggunaan alat yang berbeda antara lain :
1. Dining restaurant
Alat yang digunakan di tempat ini umumnya lebih mewah, ini disebabkan karena harga makanan dan minuman yang lebih mahal dibandingkan dengan restoran lain juga karena pelayanan yang sifatnya formal, para tamu akan memperhatikan segala peralatan yang digunakan.
2. Coffee shop
Alat yang digunakan umumnya lebih sederhana, hal ini disebabkan karena pelayanan yang diberikan tidak formal, yang dipentingkan adalah kecepatan dalam penyajian, jumlah peralatan yang disediakan di coffee shop ini umumnya dua setengah kali lipat dengan jumlah kursi yang tersedia.
3. Room service
Penggunaan alat di bagian ini, umumnya tidak terlalu mewah, hal ini untuk mengantisipasi kehilangan alat yang mungkin terbawa oleh tamu.
4. Banquet
Peralatan yang digunakan umumnya tergantung jenis dan sifat acaranya, untuk jamuan resmi kenegaraan, peralatan yang digunakan harus prima, mewah bahkan menggunakan show plate dari perak murni, untuk acara lain alat yang di distribusikan umumnya sejumlah tamu ditambah sampai 5% – 10%.
Berikut ini adalah peralatan yang digunakan di restoran yang dikelompokkan menurut jenisnya.
a. Silver ware/table ware peralatan makan yang dibuat dari logam yang dilapisi perak atau stainless steel, antara lain seperti terlihat pada gambar di bawah ini :




Demitasse spoon : sendok untuk kopi atau selai
Tea spoon : sendok the
Ice cream spoon : sendok ice cream
Long spoon : sendok es the/kopi
Mellon spoon : sendok untuk makan melon
Bouillon spoon : sendok sup encer
Onion soup spoon : sendok sup kental
Dessert spoon : sendok untuk menyantap hidangan penutup(dessert)
Dinner spoon : sendok makan besar, biasanya dipergunakan untuk mengambil makanan sebagai pengganti serving spoon
Serving spoon : sendok makan besar untuk penyajian makanan, memindahkan makanan ke piring tamu, biasanyan berpasangan dengan serving fork
Grape fruit spoon : sendok untuk makan belahan buah anggur Sugar ladle : sendok gula
Sauce ladle : sendok untuk mengambil saus
Soup ladle : sendok besar bertangkai bengkok untuk mengambil soup tureen
Punch ladle : sendok besar bertangkai panjang, bengkok, untuk mengambil es campur(fruit punch). Tempatnya disebut punch bowl
Caviar knife : pisau untuk mengoles atau meratakan cavier pada roti panggang
Pastry knife : pisau untuk memotong pastry diatas trolley(kereta dorong)
Cheese knife : pisau untuk memotong dan memakan keju
Fruit knife/fork : pisau/garpu untuk makan buah potong
Dessert knife/fork : pisau/garpu untuk makan hidangan pembuka maupun penutup
Fish knife/fork : pisau/garpu untuk makan hidangan ikan. Bagian tajam dari pisau ini tumpul dan tebal dengan ujung yang runcing
Dinner knife/fork : pisau/garpu untuk menyantap hidangan utama
Steak knife/dinner fork : pisau/garpu untuk menyantap hidangan steak, sirloin steak, t-bone steak
Fish carving knife/fork pisau/garpu untuk memotong hidangan ikan yang berukuran besar dan masih utuh.
Meat carving knife/fork : pisau/garpu untuk memotong daging
Cake tong’s : jepitan untuk mengambil kue
Ice tong’s : jepitan untuk mengambil es batu, umumnya dipergunakan dibar/tempat menjual minuman dingin
Eggs stand : tempat untuk menyajikan telur rebus di restoran
Cake stand : tempat untuk menyajikan kue ulang tahun
Cake knife : pisau panjang untuk memotong kue ulangtahun
Sugar bowl : tempat untuk menempatkan gula yang berada di atas meja makan
Finger bowl : tempat untuk mencuci tangan yang diletakkan di atas meja makan
Butter bowl : tempat mentega yang diletakan diatas meja makan
Supreme bowl : tempat untuk menyajikan shrimp cocktail, ice cream di dalam kamar
Cream pitcher/ creamer : tempat untuk menyajikan krim kopi
Water pitcher : poci besar untuk tempat air es
Tea pot : poci untuk tempat the
Coffee pot : poci untuk tempat kopi
Ice bucket : sejenis ember kecil yang terbuat dari logam, yang gunanya untuk tempat es batu
Champagne/wine cooler : sejenis ember yang terbuat dari logam, berukuran sedang yang digunakan unuk mendinginkan champagne
Wine cooler stand : tempat untuk menyangah/meletakkan wine cooler
Lobster pick : semacam, garpu kecil panjang untuk mengambil daging udang untuk diletakkan di atas piring makan, tetapi bukan garpu makan
Lobster tongs : penjempit untuk memegang kulit udang besar
Snail tongs : berpasangan dengan snail forks untuk menjepit kulit kerang
Ashtray : asbak untuk abu rokok, yang diletakkan di atas meja makan
Candle set : tempat lilin dengan cerobong dari kaca yang dipasang di atas meja makan terutama pada acara candle light dinner, sedangkan candle labra dipasang dimeja buffet
Rechaud : alat pemanas makanan yang berupa lempengan baja dengan aliran listrik gunanya untuk memanaskan makanan yang ada di atas meja dorong, gueridon
Bread basket : keranjang tempat roti untuk diletakkan di atas meja makan
Platter : piring lodor dengan berbagai ukuran, berbentuk lonjong, bulat dan persegi panjang, banyak digunakan dalam pelayanan ala Rusia, Perancis maupun untuk acara buffet
Vegetable bowl : tempat/mangkok sayuran beserta hidangan utama pada pelayanan gaya Rusia dan Perancis
Gravy boat : disebut juga sauce boat, tempat untuk menyajikan saus dengan bentuk yang mirip perahu
Tray : baki yang berbentuk bulat, ada beberapa ukuran umumnya untuk menyajikan minuman, hidangan pembuka, sup, salad dan hidangan penutup, snack, untuk membawa gelas, cutleries dll, sedangkan yang berbentuk persegi panjang besar umumnya untuk menyajikan hidangan utama.


b. Glassware: peralatan yang terbuat dari gelas :

Water goblet : gelas untuk menyajikan air es
White wine glass : gelas untuk menyajikan anggur putih
Red wine glass : gelas untuk menyajikan anggur merah
Champagne glass : gelas untuk menyajikan champagne
Beer glass : gelas untuk menyajikan bir
Tumbler glass 6 oz : gelas untuk menyajikan jus
Tumbler glass 8 oz : gelas untuk menyajikan soft drink

c. Chinaware/crockery (pecah belah): barang keramik yang dibuat dari
bahan tanah liat yang diproses dengan pemanasan yang tinggi..
Peralatan Chinaware 


Struktur Organisaasi Restoran Sederhana

No Comments
Harga Pokok Penjualan (HPP) / COGS

Harga Pokok Penjualan (HPP) / COGS

No Comments
Harga pokok penjualan atau HPP adalah istilah yang digunakan pada akuntansi keuangan dan pajak untuk menggambarkan biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis. Ini termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dan tidak termasuk periode (operasi) biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan pengembangan.
HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya operasi. HPP juga disebut sebagai biaya penjualan.

Metode Akuntansi

Untuk perusahaan dagang, metode menghitung harga pokok penjualan adalah:
Harga pokok penjualan (HPP) = persediaan awal + pembelian bersih - persediaan akhir
Tabel ini akan memudahkan untuk memahami konsep harga pokok penjualan
Persediaan awal         --------------------------- Rp 100.000,-
Pembelian Bersih        --------------------------- Rp 400.000,-
=> Barang tersedia untuk dijual-------------------- Rp 500.000,-

Dikurangi harga pokok penjualan ------------------ (Rp 300.000,-)
=> Persediaan akhir ------------------------------- Rp 200.000,-
Persediaan awal dan harga pokok penjualan sama dengan barang tersedia untuk dijual sehingga barang tersedia untuk dijual adalah persediaan awal ditambah dengan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dihitung dengan mengurangi persediaan akhir dari barang tersedia untuk dijual.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Harga_pokok_penjualan


Pengertian Standar Recipe

Pengertian Standar Recipe

No Comments
Recipe: resep makanan (http://www.kamuskbbi.id)

Standard Recipe adalah suatu bentuk tatanan atau instruksi yang menjelaskan secara rinci dan spesifik dalam menyiapkan suatu menu tertentu dengan menggunakan alat dan ukuran atau takaran tertentu dan dihidangkan sesuai dengan penyajian menu tersebut.


Struktur Pada Suatu Standar Recipe

  1. Nama Resep atau Menu
  2. Jumlah Porsi
  3. Bahan - bahan yang dipergunakan.
  4. Jumlah atau ukuran dan takaran yang dibutuhkan
  5. Harga bahan-bahan
  6. Petunjuk dalam pengolahan
  7. Waktu yang dibutuhkan dalam persiapan dan pengolahan suatu menu
  8. Alat-alat yang dipergunakan
  9. Cara menyajikan sesuai porsi, alat-alat dan Garnisnya
  10. Petunjuk dalam Penyimpanan
  11. Prosentage Cost
  12. Prosentage Mark Up
  13. Prosentage Selling Price
  14. Selling Price
  15. Preliminary Selling Price
Fungsi Standar Recipe
  1. Untuk menentukan cost price dari suatu menu
  2. Dengan Standard Recipe kita dapatkan Selling Price
  3. Menentukan Keuntungan
  4. Pengawasan Mutu
  5. Pengawasan jumlah bahan makanan dan porsi yang tepat

Dengan menggunakan standard recepi kualitas dan kuantitas makanan dan minuman tetap terjaga dan penganalisaan lebih tepat.


Cara Menghitung Keuntungan Bisnis Restoran - Menghitung PBP, BEP, dan ROI

No Comments

Saat anda ingin mengetahui waktu yang tepat investasi Anda kembali, Anda perlu memperhatikan manajemen keuangan restoran Anda. Hal yang biasanya diperhatikan dalam Managemen keuangan bisnis adalah 3 laporan penting ini yaitu Laporan Laba Rugi, Laporan Neraca dan Laporan Arus Kas.

Kegunaan laporan ini dibagi berdasarkan perannya :
1. Laporan Arus Kas
Digunakan untuk laporan dana kas restoran yang mencatat hasil transaksi penjualan dan pengeluaran restoran. 
2. Laporan Laba rugi
Digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan keuntungan tanpa melihat uang yang tersedia. 
3. Laporan Neraca 
Digunakan untuk melihat keseimbangan asset dalam restoran anda yang digabung dengan kewajiban tanggungan.  
Untuk mengetahui lebih lanjut total hasil investasi Anda pada usaha restoran. Anda perlu melakukan penghitungan lebih dalam mengenai tingkat pengembalian atas investasi dengan ROI (Return of Investment), perhitungan jumlah produk yang harus dijual untuk menutup modal dengan BEP  (Break Even Point), dan perhitungan jangka waktu pengembalian modal dalam restoran Anda PBP (Pay Back Period). 
Dalam penerapannya Anda bisa melihat contoh kasus ini : 
Ada sebuah usaha nasi goreng dengan rincian sebagai berikut:
Harga Jual       Rp                       150,000
Harga Produksi     Rp                          5,000
Investasi Dana    Rp                  50,000,000
Sewa Tempat  Rp 10,000,000/tahun 
Gaji Pegawai  Rp 1,500,000/bulan 
Biaya lain-lain  Rp 500,000/bulan 
Target minimal penjualan sebanyak 30 Piring setiap harinya, maka
Berapa BEP,PBP, dan  ROI nya? 
BEP
Jumlah Pengeluaran per Hari :
Sewa Tempat   = 10 Juta / 366 Hari    = 28 Ribu
Gaji Pegawai  = 1,5 Juta / 30 Hari     = 50 Ribu
Biaya Lain-Lain    = 500 Ribu / 30 Hari  = 17 Ribu
Total investasi = 50 Juta / 365 Hari    = 137 Ribu
Total Pengeluaran = 232.000/Hari
Maka untuk BEP nya :
Laba per piring = Harga Jual –  Harga Produksi = 15.000-5.000 = 10.000
Dengan Laba sejumlah tersebut, BEP = 232 ribu : 10 ribu =23 Piring
Jadi, jumlah produk (nasi goreng) yang harus terjual setiap harinya untuk memenuhi penutupan modal adalah sebanyak 23 Piring Nasi Goreng
PBP= Total Investasi (Penanaman Modal) /  Laba Per Bulan
Dengan soal yang menyatakan bahwa setiap harinya, usaha tersebut memiliki target untuk menjual setidaknya 30 piring setiap harinya, maka laba/bulannya adalah
10ribu x 30 piring x 30 hari = 9 Juta
Jadi, PBP = 50 Juta : 9 Juta = 5,5 Bulan
ROI  =  (Laba per Bulan /  Total Investasi) x 100 %
           =  (9 Juta / 50 Juta) x 100% = 18%
Bila dilihat dari contoh di atas hasil ROInya Cukup bagus. semakin besar ROI yang dihasilkan semakin besar peluang untuk menarik perhatian investor dan Anda dapat mengambil keuntungan dari investasi yang Anda lakukan. Jangan lupa untuk menggaji diri sendiri meskipun Anda pemiliknya bila Anda terlibat dalam operasional Restoran Anda.
http://www.beeaccounting.com/blog/cara-menghitung-keuntungan-bisnis-restoran/

Contoh Standar Recipe atau Costing Menu

No Comments

Biaya Promosi

No Comments

I.    Pendahuluan

Untuk kepentingan pemasaran produk baik barang atau jasa kepada konsumen, acap kali Perusahaan melakukan promosi dengan jumlah biaya yang disediakan khusus dalam berbagai bentuk kegiatan yang menarik. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan volume penjualan dalam rangka mencapai laba perusahaan yang optimal. Gambaran umum mengenai berbagai kegiatan promosi yang telah dilakukan dapat tercermin dari rincian biaya promosi yang dikeluarkan perusahaan dalam tahun bersangkutan. Dalam rangka penghitungan serta pelaporan pajak terutang di SPT Tahunan PPh Badan, identifikasi biaya promosi perlu dilakukan karena tidak semua biaya promosi dapat diakui sebagai pengurang penghasilan bruto untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak bagi perusahaan. Untuk menentukan berbagai kriteria biaya promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto diatur secara khusus pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010 yang berlaku sejak 1 Januari 2009. Definisi biaya promosi sebagaimana diatur dalam peraturan tersebut yaitu Biaya Promosi merupakan bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak dalam rangka memperkenalkan dan/atau menganjurkan pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan.


II.    Pembahasan

Bentuk Biaya Promosi


Bentuk biaya promosi yang diperkenankan maupun yang tidak diperkenankan sebagai pengurang adalah sebagai berikut:



Biaya Promosi
Tidak Termasuk Biaya Promosi
a.       biaya periklanan di media elektronik, media cetak, dan/atau media lainnya;
b.      biaya pameran produk;
c.       biaya pengenalan produk baru;dan/atau
d.      biaya sponsorship yang berkaitan dengan promosi produk.
a.       pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas, dengan nama dan dalam bentuk apapun, kepada pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan promosi.
b.      Biaya Promosi untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek pajak dan yang telah dikenai pajak bersifat final.


Kewajiban membuat Daftar Nominatif

Wajib Pajak wajib membuat daftar nominatif yang paling sedikit harus memuat data penerima berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor bukti pemotongan dan besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong dengan format atas pengeluaran Biaya Promosi sebagai berikut:

Gambar 3.1. Daftar Biaya Promosi



Adapun daftar nominatif yang dimaksud di atas dilaporkan sebagai lampiran saat Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan. Kemudian perlu diperhatikan hal sebagai berikut:
1.       Dalam hal pemberian sampel, kolom Keterangan harus diisi dengan mencantumkan Nama Kegiatan dan Lokasinya;
2.       Dalam hal Biaya Promosi dikeluarkan dalam bentuk sponsorship, kolom Keterangan harus diisi dengan informasi kontrak dan/atau perjanjian sponsorship secara lengkap, termasuk nomor dan tanggal kontrak;
3.       Dalam hal Biaya Promosi dilakukan dalam bentuk selain sponsorship dan kegiatan promosi tersebut dilakukan berdasarkan suatu kontrak dan/atau perjanjian, maka Wajib Pajak harus mencantumkan informasi kontrak dan/atau perjanjian secara lengkap dalam kolom Keterangan, termasuk nomor dan tanggal kontrak.
Apabila tidak dilakukan demikian maka, Biaya Promosi tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.


Ketentuan Lainnya

Hal lain yang perlu diperhatikan sehingga biaya promosi dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebagai berikut: 
·         Biaya Promosi dilakukan untuk mempertahankan dan atau meningkatkan penjualan
·         Biaya Promosi dikeluarkan secara wajar
·         Biaya Promosi menurut adat kebiasaan pedagang yang baik
·         Dalam hal promosi dilakukan dalam bentuk pemberian sampel produk, besarnya biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebesar harga pokok sampel produk yang diberikan, sepanjang belum dibebankan dalam perhitungan harga pokok penjualan.
·         Biaya Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain dan merupakan objek pemotongan Pajak Penghasilan wajib dilakukan pemotongan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mekanisme pemotongan PPh kepada pihak-pihak yang menerima penghasilan atas pengeluaran biaya promosi mengacu pada ketentuan perpajakan yang berlaku.

III.    Penutup

Biaya promosi dapat mengurangi penghasilan bruto dalam menentukan penghasilan kena pajak apabila memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010. Melakukan identifikasi bentuk biaya promosi serta pembuatan daftar nominatif dengan didukung bukti transaksi yang sah merupakan hal yang wajib dilakukan agar biaya promosi dapat dikurangkan dengan penghasilan bruto sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.


IV.    Referensi
1.       Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
2.       Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 02/PMK.03/2010 Tentang Biaya Promosi yang dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
3.       Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 9/PJ/2010 tentang penyampaian Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2/PMK.03/2010 tentang Biaya Promosi yang dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Sumber: http://ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=93

 Tips Memulai Usaha Restoran

Tips Memulai Usaha Restoran

No Comments

Salah satu bisnis yang paling menjanjikan dan tidak lekang oleh waktu adalah membuka restoran atau usaha kuliner. Mengapa ? Karena, makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia selain pakaian ( fashion ) dan perumahan ( property ).

Selain itu, tingginya animo masyarakat dalam berburu kuliner, semakin membuka peluang yang bagus usaha dibidang ini.

Berikut ini beberapa tips dalam memulai usaha restoran :

1. Tentukan Jenis Makanan Yang Ingin Anda Jual
Sebaiknya tentukan dahulu, jenis atau tipe makanan seperti apa yang ingin Anda jual, karena hal ini akan berpengaruh terhadap hal – hal lainnya seperti lokasi dan target pelanggan

2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia / Tenaga Kerja
Salah satu sumber daya manusia / tenaga kerja yang paling krusial dalam bisnis restoran atau kuliner adalah koki atau juru masak. Pastikan juru masak ( merekrut orang luar atau bahkan mungkin Anda sendiri ) memiliki kemampuan meramu masakan yang “menjual” untuk dijadikan andalan restoran Anda. Selain itu, Anda juga perlu memikirkan tenaga pelayan dan kasir.

3. Tentukan Pasar
Menentukan target pasar akan menjadi kunci bagi Anda untuk memposisikan “kelas” usaha restoran Anda. Jangan sampai Anda salah target, seperti harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan “kantung” target pelanggan.

4. Lokasi, lokasi dan lokasi
Ini merupakan hal paling penting dalam berbisnis, termasuk usaha restoran atau kuliner. Penentuan lokasi akan sangat menentukan kesuksesan usaha Anda.

5. Pemasok bahan baku
Pastikan Anda memiliki pemasok yang dapat diandalakan dan dapat dipercaya akan kualitas bahan bakunya agar operasional usaha Anda terjamin.

6. Promosi
Jangan lupa untuk menyiapkan strategi promosi dan pemasaran untuk restoran Anda. Untuk menarik pengunjung pada saat pertama kali usaha Anda berjalan, bisa Anda siapakan media promosi melalui spanduk, pamflet, brosur ataupun melalui media digital. Jangan lupakan juga, promosi dari mulut ke mulut merupakan promosi yang paling ampuh. Oleh karena itu, pelayanan yang memuaskan akan membuat pelanggan merekomendasikan tempat Anda.

7. Manajemen Restoran
Manajemen restoran sudah harus disiapkan sejak Anda melakukan perencanaan untuk membuka usaha ini, bahkan untuk jenis usaha restoran atau kuliner kecil sekalipun. Mengatur persediaan dan keuangan operasional adalah keharusan karena ini akan berpengaruh terhadap siklus hidup bisnis Anda. Gunakan software keuangan dan akuntansi untuk memudahkan mengelola usaha Anda atau bisa juga menggunakan excel.

8. Kontrol & Monitoring
Kontrol dan awasi terus operasional usaha Anda, mulai dari penyediaan bahan baku, proses pengolahan makanan, hingga pelayanan agar kualitas restoran Anda terus terjaga.
Apa Sih Perbedaan SALES Dan MARKETING?

Apa Sih Perbedaan SALES Dan MARKETING?

No Comments

SALES dan MARKETING

Untuk sebagian orang pasti belum memahami apa itu perbedaan antara sales dan marketing, mungkin sebagian orang tersebut akan berpikir bahwa kedua hal tersebut memiliki arti yang sama yaitu jualan produk. Namun pada kenyataannya, kedua istilah antara sales dan marketing sangat berbeda.

Marketing merupakan keseluruhan dari sistem pada suatu kegiatan bisnis yang bertujuan untuk merencanakan suatu produk, penetapan harga, penetapan cara promosi serta pendistribusian barang yang bertujuan dalam memuaskan pelanggan. Kemudian, sales adalah kegiatan yang hanya terfokus pada penjualan suatu produk serta bertujuan dalam meningkatkan penjualan produk saja.

Sales Marketing – Apa Sih Perbedaan SALES Dengan MARKETING?
Source Gambar: blogspot

Dari pengertian singkat yang sudah dijelaskan, terlihat bahwa proses marketing memang lebih panjang dan kompleks jika Anda bandingkan dengan proses sales. Di dalam strategi marketing, terdapat istilah 4P bahkan tak jarang beberapa orang menambahkan hingga sampai menjadi 7P. Istilah tersebut terdiri dari “product, price, place, promotion, process, people, dan physical evidence”. Disamping itu, sales hanya menjadi bagian dari salah satu istilah yang ada pada marketing yaitu “promotion”. Maka dari itu kegiatan sales tidak memperhatikan factor lain selain “promotion” yang bisa menjadi menunjang pemasaran bisnis.

Kemudian selanjutnya, pada strategi marketing, para pemasar (marketer) akan selalu berusaha menjaga citra produk agar pelanggan bisa dengan cepat memutuskan untuk membeli salah satu produk yang ditawarkan atau dijual karena telah mengetahui kualitas dan brand produk tersebut. Selain itu strategi sales yaitu mereka tidak terlalu mementingkan bagaimana cara untuk menjaga citra dari brand tersebut, tetapi mereka lebih fokus kepada bagaimana cara mereka menawarkan produk ke pangsa pasar dengan cara menginformasikan apa saja yang menjadi kelebihan produk tersebut supaya konsumen dapat tertarik untuk membeli produknya. Lalu yang lebih menarik lagi yaitu salesman tidak pernah memikirkan apakah pelanggan merasa terpuaskan atau tidak yang terpenting bagi salesman adalah produk tersebut laku terjual dan dapat memenuhi target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Meskipun begitu, terdapat beberapa perusahaan yang menjadikan sales merupakan bagian dari marketing. Tetapi untuk tugas kerja mereka tetap dibedakan. Apabila marketing terfokus untuk melakukan perencanaan strategi yang sesuai dengan 4P atau bahkan 7P bagian dari marketing mix, maka sales terfokus untuk mulai bekerja apabila produk tersebut telah siap untuk dipasarkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa marketing merupakan tim yang bertugas untuk menyusun strategi pemasaran sedangkan sales sebagai tim pelaksananya.

Perbedaan lain diantara keduanya yaitu hubungan antara sales dengan pelanggan hanya sebatas dalam proses transaksi jual beli selebihnya sales tidak bertanggungjawab lagi dalam menjaga hubungan yang baik atau jangka panjang dengan pelanggan. Namun sebaliknya, hubungan antara marketing dengan pelanggan haruslah tetap terjaga dari proses sebelum melakukan transaksi sampai dengan setelah melakukan transaksi agar dapat menjaga loyalitas konsumen terhadap perusahaan atau bisnis.

Suatu perusahaan tidak akan sukses dalam memenangkan persaingan pasar apabila hanya mengandalkan sales. Tetapi sales yang baik juga tidak akan tercipta apabila tidak didukung dengan strategi yang tepat. Suatu perusahaan tentunya dapat melakukan penjualan, namun suatu perusahaan belum tentu dapat merencanakan strategi pemasaran yang dapat memuaskan kebutuhan serta keinginan dari para pelanggannya.

Tugas Waiter di Restoran

No Comments
Waiter sebagai bagian dari front liner atau garda depan mempunyai peran penting dalam operasional restoran dan memberikan kepuasan layanan kepada pengunjung  atau tamu restoran. Dalam tugasnya waiter dibebankan tanggung jawab khusus yang dijalankan setiap memulai aktifitas kerja setiap hari. Apa saja tugas seorang waiter di restoran?, di artikel ini saya akan mengupas nya untuk pembaca setia Restofocus. Selamat membaca..

Beberapa hal yang menjadi tugas  waiter di restoran adalah sebagai berikut  :

1. Membersihkan  area
Area yang dibersihkan meliputi : uang dine in atau ruangan makan, lantai, meja, kursi, dinding,  pigura, washtafel, kaca atau cermin washtafel, pot bunga dan lainnya. Untuk lantai, pembersihan dilakukan dengan cara menyapu lantai terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pengepelan hingga bersih. Lakukan pengepalan dengan dua pel lantai, satu basah dan satu kering. Ini dimaksudkan agar lantai cepat menjadi kering setelah dilakukan pengepelan. 

2. Membantu menyiapkan bahan pendukung operasional seperti tissue, ashtray (asbak), condiment (kecap, saus, toothpick/tusuk gigi)
Perhatikan kebersihan peralatan seperti kotak tissue dan asbak. Jangan sampai menaruh atau memberikan kotak tissue atau asbak yang masih kotor kepada tamu karena bisa jadi akan mengundang complaint tamu.



3. Melakukan step to customer atau prosedur pelayanan kepada tamu sesuai dengan S.O.P (Standart Operasional Procedure) yang ditetapkan restoran.
Lakukan  sesuai SOP yang telah ditentukan. Pelajari lah prosedur pelayanan dengan baik dan berlatih lah terus menerus untuk meningkatkan kemampuan. Kemampuan waiter dalam memahami dan menjalankan prosedur pelayanan akan meningkatkan kepercayaan diri waiter saat melayani customer. Sebaliknya, minimnya pemahaman waiter terhadap prosedur pelayanan akan membuat waiter selalu takut membuat kesalahan dan cenderung menghindari tamu. Jadi pelajari lah prosedur pelayanan di restoran anda dengan baik.
4. Cek dan rapihkan standart penampilan
Lakukan minimal setiap 2 jam sekali. Ini dimaksudkan agar waiter selalu terlihat rapi dan menarik. Perhatikan juga dengan bau badan. Pakailah deodorant untuk mengatasi bau badan akibat keringat yang berlebihan.
5. Laporkan kepada Supervisor atau Captain waiter jika ada complaint dari tamu untuk segera ditangani dan ditindaklanjuti jika perlu.
Konfirmasikan kepada supervisor atau captain waiter jika terjadi complaint oleh tamu. Kecerobohan dalam menangani complaint akan membuat tamu semakin marah, jadi koordinasikan semuanya dengan supervisor atau captain waiter  untuk memutuskan tindakan apa yang paling tepat untuk mengatasi complaint tersebut.

6. Mengikuti Briefing harian bersama Supervisor atau Captain
Briefing adalah media berbagi informasi dan lainnya. Briefing juga sangat penting untuk menjaga kekompakan tim.Jika sempat terjadi perdebatan atau perselisihan antar sesama crew dalam operasional, maka briefing adalah forum yang tepat untuk mempertemukan yang berselisih dan menemukan solusinya untuk kepentingan bersama.

7. Mengikuti acara general cleaning restoran setiap bulan sesuai jadwal yang ditetapkan
Waiter harus berperan aktif dalam kegiatan general cleaning restoran atau kegiatan bersih-bersih secara total  setiap bulan.
8. Mengikuti acara penghitungan atau S.O barang Inventaris setiap bulan
Semua inventaris service seperti piring, sendok, gelas, dan lainnya harus dihitung jumlah nya setiap bulan. Ini merupakan salah satu tugas waiter yang harus dikerjakan.

9. Selalu mengutamakan sikap mementingkan customer atau tamu restoran
Hindari sikap saling menyalahkan atau berdebat dengan sesama crew ketika terjadi kesalahan dalam operasional. Selalu utama kan pelayanan kepada tamu atau pelanggan restotan.

10. Selalu koordinasi dengan supervisor, captain,dan kasir dalam operasional
Kunci untuk tidak melakukan kesalahan adalah dengan selalu berhati-hati dan berkoordinasi terutama dengan supervisor, captain waiter, dan kasir. 

Anda juga bisa membaca artikel : Langkah Pelayanan Standar di Restoran

Pembagian Pekerjaan di Restoran

No Comments
Bagi anda yang belum pernah bekerja di restoran, tentu ingin mengetahui apa saja pekerjaan yang ada di restoran atau dibagi dalam berapa divisi kah pekerjaan di restoran. Hal ini tidak hanya penting bagi anda yang ingin bekerja di restoran untuk melamar dibagian apa yang sesuai dengan kompetensi anda,  tapi juga sangat penting bagi pemilik atau pengusaha restoran dalam menentukan divisi atau pembagian pekerjaan di restoran agar efektif dan efisien dalam managerial nya. Untuk itu saya menulis artikel berikut ini yang mencoba mengupas pembagian pekerjaan di restoran.

Apa saja pekerjaan di restoran?
Pada prinsipnya, di restoran ada  5 divisi atau bagian penting sebagai berikut:

1. Divisi Service
Tugas utama dari divisi service adalah memberikan pelayanan terbaik kepada  tamu atau pelanggan restoran, menjual menu sebanyak-banyaknya, dan menekan tingkat complaint atau keluhan pelanggan serendah-rendahnya.Termasuk dalam divisi service ini adalah : Supervisor,  Captain waiter, waiter, dan kasir.
Anda juga bisa membaca artikel : Tugas Waiter di Restoran

2. Divisi Product
Tugas utama dari divisi product adalah membuat menu yang enak, sehat, dan higienis, menjaga kualitas menu agar sesuai standar, dan mengkreasikan menu baru untuk memberikan variasi pilihan kepada konsumen atau pelanggan restoran. Yang termasuk dalam divisi product ini adalah : Chief Cook, koki, barista.

3. Divisi Maintenance and fasility control (M&FC)
Tugas utama nya adalah menjaga kebersihan restoran dan merawat segala peralatan yang ada di restoran untuk mendukung kelancaran kerja semua divisi serta melakukan pengamanan restoran untuk kenyamanan konsumen atau pelanggan restoran. Yang termasuk dalam divisi ini adalah Bush boy, steward, gardener, cleaning service, dan satpam.
4. Divisi Marketing
Tugas utama divisi marketing adalah mendatangkan sebanyak-banyak nya tamu atau pembeli ke restoran dan memaksimalkan penjualan restoran untuk mencapai target omset. Marketing juga bertugas untuk mempromosikan semua menu dan fasilitas restoran kepada pelanggan serta membentuk citra positif restoran. Yang masuk dalam divisi marketing adalah marketing offline, marketing online, dan admin marketing.
Anda juga bisa membaca artikel : Syarat Menjadi Marketing Restoran

5. Divisi Accounting
Tugas utama divisi accounting adalah melakukan pengawasan administratif kepada semua divisi dan memastikan berjalannya tertib administrasi di semua divisi untuk melakukan efisiensi biaya restoran dan memaksimalkan pencapaian target laba restoran.
6. Divisi PSDM
Divisi ini dipimpin oleh seorang direktur PSDM, di beberapa  restoran ada yang menyebutnya HRD. Fungsi atau tugas utama nya adalah memastikan ketersediaan SDM atau tenaga kerja untuk menghandle penanganan operasional restoran. PSDM juga bertugas dalam membangun budaya kerja karyawan restoran dengan prinsip yang baik dan efektif.

Itulah beberapa divisi atau bagian yang merupakan pembagian pekerjaan di restoran. 6 divisi yang saya tuliskan di atas adalah pembagian divisi yang paling sederhana dan masih bisa dikembangkan ke dalam beberapa divisi lain sesuai dengan kebutuhan restoran.
http://www.restofocus.com/2015/03/pembagian-pekerjaan-di-restoran.html