Tampilkan postingan dengan label Akuntansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akuntansi. Tampilkan semua postingan
KAPAN KITA MENCATAT BIAYA DIBAYAR DI MUKA ?

KAPAN KITA MENCATAT BIAYA DIBAYAR DI MUKA ?

No Comments
Apa itu Biaya Dibayar Di Muka? Dan kapan kita mencatat transaksi pada akun ini?

Biaya Dibayar Dimuka disini adalah bukan Uang Muka, tetapi memiliki definisi yaitu biaya yang sudah dibayar tetapi manfaatnya belum dinikmati (akan dinikmati di waktu mendatang dalam jangka waktu yang sudah ditentukan pasti). Selain itu Biaya Dibayar Dimuka ini tidak bisa langsung diperlakukan sebagai biaya secara langsung tapi harus dicatat sebagai aktiva di dalam neraca.

Para pelaku bisnis pada umumnya tidak akan memisahkan penggolongan pencatatan Biaya dengan Biaya Dibayar Dimuka. Sedangkan pada kenyataannya antara Biaya dan Biaya Dibayar Dimuka memiliki perbedaan yang sangat banyak dan mendasar, ya salah satu contoh perbedaan tersebut dapat terlihat dalam letak pencatatannya dalam laporan keuangan, Biaya berada di Laporan Laba/Rugi sedangkan Biaya Dibayar Dimuka berada di Neraca.

Pada praktek bisnisnya Biaya Dibayar Dimuka biasanya digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang memiliki keterikatan waktu tertentu. Pertanyaannya adalah, Pencatatan seperti apa yang akan dilakukan pelaku bisnis ketika transaksi tersebut muncul? Hal yang sering kami temui adalah,pelaku bisnis akan mencatat seluruh pengeluaran sebesar nilai perjanjian sewa ke akun Biaya Sewa di waktu pembayaran dilakukan ke pihak yang menyewakan.

Contoh:

                Pada tanggal 12 Januari 2011 telah disepakati sewa sebuah gedung untuk kantor Tn A yang disewakan oleh pemilik gedungnya Tn B dengan nilai sewa Rp 120.000.000,- untuk jangka waktu satu tahun. Mereka berdua sepakat untuk menyelesaikan langsung kesepakatan transaksi tersebut pada tanggal tersebut dan dibayar langsung penuh oleh Tn A kepada Tn B.

Pencatatan (yang salah & sering dilakukan) :

12/1/2011                                                    Debit                              Kredit

Biaya Sewa Gedung                Rp.120.000.000,-

                                                Kas / Bank                                   Rp.120.000.000,-

Ini merupakan pencatatan yang sering dilakukan pelaku bisnis yang masih awam dengan pencatatan keuangan yang baik.

Pencatatan (yang benar) :

12/1/2011                                                      Debit                     Kredit

                Biaya Dibayar Dimuka              Rp.120.000.000,-

                                                Kas / Bank                                     Rp120.000.000,-

31/1/2011                                                                           Debit                Kredit

                Biaya Sewa Gedung                                   Rp.10.000.000,-

                                                Biaya Dibayar Dimuka                             Rp.10.000.000,-

Pencatatan pada tanggal 31 Januari 2011 adalah pencatatan pembiayaan yang harus dilakukan di tiap-tiap bulan selama 11 bulan kedepan (tiap bulan sekali).

Mengapa demikian? Ya karena keseluruhan nilai perjanjian sewa gedung adalah Rp.120.000.000,- untuk satu tahun (12 bulan) maka pengakuan Biaya Sewa nya pun harus dilakukan selama setahun dengan dibagi proporsiaonal tiap bulan. Ini dilakukan agar Biaya Sewa tidak menggelembung pada bulan pertama dan agar pemerataan Biaya Sewa terjadi untuk 12 bulan. Dengan adanya pemerataan tersebut juga akan memungkinkan terjadinya pemerataan laba / profit bisnis tiap bulannya sehingga jika dilihat dari Pelaporan Keuangan maka bisnis anda akan terlihat Sehat & Stabil.

Perlakuan pencatatan Biaya Dibayar Dimuka juga harus dilakukan pada transaksi-transaksi lain selama sifat dari transaksi tersebut memenuhi syarat sesuai definisi dan penjelasan-penjelasan diatas seperti License Fee,Franchise Fee,Insurance Fee, dan masih banyak lagi.

Semoga pembahasan diatas mengenai Biaya Dibayar Dimuka dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai pencatatan dan pelaporan keuangan anda para pelaku bisnis.

Deductible Expense & Non Deductible Expense

No Comments
Deductible Expenses adalah biaya-biaya yang dapat dikurangkan sebagai pengurang pajak (koreksi negative di SPT Tahunan Badan). Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan, yaitu beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

Non Deductible Expense adalah biaya-biaya yang tidak terkait dengan kegiatan mendapatkan, memelihara, dan menagih penghasilan.

Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
Pasal 6
(1) Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain:
  1. biaya pembelian bahan;
  2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang;
  3. bunga, sewa, dan royalti;
  4. biaya perjalanan;
  5. biaya pengolahan limbah;
  6. premi asuransi;
  7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
  8. biaya administrasi; dan
  9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;
b. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;

c. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;
d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
e. kerugian selisih kurs mata uang asing;
f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;
h. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
  1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
  2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
  3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
  4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
i. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
l. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; dan
m. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(2) Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.

(3) Kepada orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7.

Sumber: https://www.pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-36-tahun-2008



Jurnal Pembayaran Pinjaman Bank

Jurnal Pembayaran Pinjaman Bank

No Comments

Biasanya pembayaran pinjaman terdiri dari pembayaran bunga dan pembayaran pokok pinjaman.  Bunga pinjaman dicatat sebagai beban (expense), sedangkan pembayaran pokok pinjaman dicatat sebagai pengurangan hutang atau kewajiban.

Jika sebuah perusahaan menggunakan metode akrual basis dalam pencatatan akuntansinya, maka perusahaan akan mencatat beban bunga dan hutang bunga dan bukan mencatat beban bunga pada saat pembayaran angsuran hutang. Pada akhir periode akuntansi akan dibuat jurnal penyesuaian untuk menghitung berapa besar biaya bunga yang dapat dibebankan pada periode tersebut. Dengan cara ini juga dapat diketahui berapa hutang bunga perusahaan pada saat akhir periode.

Ilustrasi :

Pada tanggal 1 April 2011 PT X mendapatkan pinjaman dari Bank A sebesar $100,000, dengan bunga 3% per tahun dan harus dibayar selama 10 tahun,

Pada saat menerima pinjaman PT X akan menjurnal :

01/04/2011  Dr  Bank / Kas                    $ 100,000
            Cr       Hutang Bank                        $ 100,000


Pada saat akhir periode yaitu 31 Desember 2011 PT X akan menjurnal :

31/12/2011  Dr  Beban Bunga                   $ 2,250
            Cr       Hutang Bunga                        $ 2,250*

*) 9/12 x 3% x 100,000  = 2,250

Pada saat pembayaran angsuran pertama jurnalnya :

31/03/2012  Dr  Hutang Bank                   $ 10,000
            Dr  Hutang Bunga                     3,000
            Cr       Bank / Kas                          $ 13,000

Pada akhir periode, PT X akan membuat jurnal penyesuaian untuk menghitung beban bunga

31/12/2012  Dr  Beban Bunga                   $ 3,000
            Cr       Hutang Bunga                       $ 3,000
   

  sumber : accountingcoach.com


TRANSAKSI PEROLEHAN AKTIVA TETAP

TRANSAKSI PEROLEHAN AKTIVA TETAP

No Comments
Bagaimana cara mencatat transaksi pembelian aktiva tetap secara tunai?
Adanya transaksi pembelian secara tunai, akan menambah nilai aktiva tetap tersebut di sebelah debet sebesar harga perolehannya.

Contoh:
Pada tanggal 5 Januari 2000 dibeli tunai sebuah mesin dengan harga perolehan sebagai berikut:
- Harga beli                      Rp 10.000.000,00
- Biaya angkutan             Rp   1.000.000,00
- Biaya bongkar muat      Rp     300.000,00
- Biaya pemasangan       Rp  1.200.000,00
- Biaya percobaan          Rp     500.000,00
Harga perolehan            Rp 13.000.000,00

Jurnal untuk mencatat pembelian mesin:
Jan 5   Mesin      Rp 13.000.000,00
                 Kas                                 Rp 13.000.000,00

Dalam hal aktiva tetap dibeli secara gabungan, misalnya pembelian tanah dengan gedung yang ada di atasnya, harga perolehan dapat dialokasikan atas dasar perbandingan harga pasar masing-masing aktiva atau atas dasar taksiran Kantor Pajak. 

Contoh 2 :
Tanggal 10 Januari 2000, dibeli tanah dengan bangunannya dengan harga Rp100.000.000,00 (termasuk biaya-biaya yang berhubungan dengan perolehannya). Menurut taksiran Kantor Pajak aktiva tersebut dinilai sebagai berikut:
- Harga tanah         Rp 50.000.000,00
- Harga bangunan  Rp 30.000.000,00
Jumlah                   Rp 80.000.000,00 

Atas dasar taksiran tersebut, harga perolehan masing-masing aktiva dapat ditetapkan sebagai berikut:
Harga perolehan tanah        = (Rp 50.000.000,00 : Rp 80.000.000,00) x Rp 100.000.000,00
                                             = Rp 62.500.000,00
Harga perolehan bangunan = (Rp 30.000.000,00 : Rp 80.000.000,00) x Rp 100.000.000,00 
                                             = Rp 37.500.000,00

Jurnal untuk mencatat pembelian tanah dan bangunan adalah sebagai berikut:
Jan. 10 Tanah         Rp 62.500.000,00
              Bangunan Rp 37.500.000,00 
                      Kas                                 Rp100.000.000,00

Bagaimana cara mencatat transaksi pembelian aktiva tetap secara kredit?

Adanya transaksi pembelian secara kredit, akan menambah nilai aktiva tetap tersebut di sebelah debet sebesar harga tunainya. Selisih antara harga tunai dengan harga kredit, dicatat pada perkiraan “Beban Bunga”.

Contoh:
Tanggal 20 Januari 2000, dibeli sebuah kendaraan angkutan secara kredit dengan harga Rp22.000.000,00. Di antaranya dibayar tunai Rp2.000.000,00, sisanya dibayar dalam 10 angsuran bulanan.
Jurnal untuk mencatat pembelian kendaraan:
Jan. 5 Kendaraan Rp22.000.000,00
Kas Rp 2.000.000,00 
Hutang Usaha Rp20.000.000,00
Jika pembayaran angsuran dikenakan bunga sebesar 12% per tahun, maka pada saat pembayaran angsuran pertama dihitung:
- Angsuran bulanan = Rp20.000.000,00 : 10 = Rp2.000.000,00
- Bunga 1 bulan = 1/12 x 12% x Rp20.000.000,00 = Rp 200.000,00
Jumlah yang dibayarkan = Rp2.200.000,00
Jurnalnya:
Utang usaha Rp2.000.000,00
Beban bunga Rp 200.000,00
Kas Rp2.200.000,00

Bagaimana cara mencatat transaksi terkait pembangunan aktiva tetap?
Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk membangun sendiri aktiva tetapnya, maka biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses pembangunan aktiva tetap itu berlangsung akan dicatat sebagai berikut:
Aktiva tetap dalam konstruksi Rp xxx
Kas yang dibayarkan Rp xxx
Setelah aktiva tersebut selesai dibangun, maka akan dicatat sebagai berikut:
Aktiva tetap Rp xxx
Aktiva tetap dalam konstruksi Rp xxx
Bagaimana cara mencatat transaksi perolehan aktiva tetap melalui pertukaran dengan aktiva non moneter?
Aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan aktiva non moneter, secara umum dicatat sebesar harga pasar aktiva tetap yang diterima. Selisih antara harga pasar yang diterima dengan harga buku aktiva yang diserahkan, dicatat sebagai rugi atau laba pertukaran. Harga buku adalah harga menurut catatan atau harga perolehan setelah dikurangi dengan jumlah penyusutan (akumulasi penyusutan).
Contoh:
Tanggal 20 Januari 2000, sebuah mesin yang mempunyai harga pasar wajar Rp4.000.000,00, diperoleh dengan menyerahkan peralatan sebagai pertukaran. Harga perolehan peralatan menurut catatan, sebesar Rp5.000.000,00 dan telah disusutkan sebesar Rp1.500.000,00.
Perhitungan untuk pertukaran adalah sebagai berikut:
Harga pasar mesin yang diterima Rp4.000.000,00
Harga buku peralatan yang diserahkan
- Harga perolehan Rp5.000.000,00
- Jumlah penyusutan (akumulasi penyusutan) (Rp1.500.000,00)
(Rp 3.500.000,00)
Laba pertukaran Rp 500.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran:
Jan. 5 Mesin Rp4.000.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan Rp1.500.000,00
Peralatan Rp5.000.000,00
Laba pertukaran peralatan Rp 500.000,00
Jika harga pasar mesin adalah Rp3.000.000,00, maka perhitungannya:
Harga pasar mesin yang diterima Rp3.000.000,00
Harga buku peralatan yang diserahkan
- Harga perolehan Rp5.000.000,00
- Jumlah penyusutan (akumulasi penyusutan) (Rp1.500.000,00)
(Rp3.500.000,00)
Rugi pertukaran Rp 500.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran:
Jan. 5 Mesin Rp3.000.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan Rp1.500.000,00
Rugi pertukaran Rp 500.000,00
Peralatan Rp5.000.000,00

Bagaimana cara mencatat transaksi perolehan aktiva tetap melalui sumbangan?
Aktiva tetap yang diperoleh melalui sumbangan/hadiah/donasi, diakui sebesar taksiran nilai pasar aktiva tetap, disertai dengan mengkredit akun modal.
Contoh:
Tanggal 5 Juli 2000, diterima sebagai sumbangan seperangkat peralatan kantor. Harga pasar wajar peralatan tersebut adalah seharga Rp 3.500.000,00.
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah:
Jan. 5 Peralatan Kantor Rp3.500.000,00
Modal Donasi Rp3.500.000,00
Jurnal Pembelian Kendaraan Secara Kredit dan Penyusutannya

Jurnal Pembelian Kendaraan Secara Kredit dan Penyusutannya

No Comments
Pembelian Kendaran Mobil dengan harga mobil cash 138.000.000
DP 12.000.000
Angsuran 48 x 5.500.000

Bagaimana jurnalnya dan penyusutannya?

Saat Perolehan mobil

Mobil.................138.000.000
.....Kas.......................................   12. 000.000
.....Hutang Cicilan.......................126.000.000

Perhitungan Cicilan

Angsuran/ bulan...........................  5.500.000
Pokok cicilan = 126.000.000/ 48 = 2.625.000 -
Beban bunga................................  2.875.000 

Saat pembayaran cicilan

Hutang cicilan.........................2.625.000
Beban bunga..........................2.875.000
.........kas..................................................5.500.000


Untuk penyusutan, tentukan dulu umur ekonomis dan metode penyusutan yang anda gunakan. Misal, umur ekonomis 8 tahun dan metode penyusutan garis lurus, maka, penyusutannya akan dicatat sebagai berikut :

Penyusutan / tahun = 138.000.000/ 8 = 17.250.000

Ayat Jurnal

Beban penyusutan mobil.........................17.250.000
....Akumulasi penyusutan mobil...................................17.250.000 

Sumber: http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=13046

Pedoman Jurnal

No Comments

 


Jurnal Umum

Jurnal Umum

No Comments

Jurnal umum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jurnal (bahasa Inggris Journal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.

Fungsi

Fungsi jurnal meliputi :
  • Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
  • Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
  • Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang di Kredit.
  • Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
  • Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.

Bentuk

Bentuk jurnal umum adalah : Jurnal Umum
Halaman : (1)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
12345
Keterangan :
  • 1) Diisi dengan nomor halaman jurnal secara berurutan.
  • 2) Diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya transaksi.
  • 3) Diisi nomor surat bukti transaksi.
  • 4) Diisi dengan nama akun yang di debet ditulis terlebih dahulu, baris bawahnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok ke sebelah kanan. Selanjutnya baris bawahnya ditulis penjelasan ringkas transaksi yang bersangkutan.
  • 5) Diisi nomor kode akun, tetapi ingat nomor kode akun ini diisi hanya jika akan diposting ke buku besar.
  • (6) Dan (7) diisi dengan jumlah rupiah dari akun yang di debet maupun yang di kredit.
Sebelum bukti transaksi keuangan dicatat dalam jurnal, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk menentukan pengaruhnya terhadap akun-akun di perusahaan. Pola pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme Debet dan Kredit. Pengertian Debet dalam Akuntansi menunjukan sisi sebelah kiri dan Kredit menunjukan sebelah kanan. Mekanisme Debet dan Kredit terlihat dalam tabel sebagai berikut :
BertambahBerkurang
HartaDebetKredit
UtangKreditDebet
ModalKreditDebet
PendapatanKreditDebet
BebanDebetKredit

Contoh Transaksi[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah contoh pencatatan dalam jurnal umum untuk transaksi yang terjadi selama bulan Mei tahun 2006 di perusahaan MAMAT TAILOR
1 Mei: Tn. MAMAT menyetor uang pribadi ke dalam perusahaan “MAMAT TAILOR” sebagai modal awal usaha jahit sebesar Rp 4.000.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 4.000.000,- (Debet)
  • Modal Tn. Ali Bertambah Rp 4.000.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
1 MeiKas4000000
Modal4000000
2 Mei: Disewa sebuah ruko untuk usaha jahit dengan membayar Rp 1.200.000,- untuk 6 bulan. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Sewa Dibayar Dimuka bertambah Rp 1.200.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 1.200.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
2 MeiSewa Dibayar Di Muka1200000
Kas1200000
4 Mei: Dibeli tunai perlengkapan jahit dari Toko Jaya dengan harga Rp 800.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Perlengkapan Jahit bertambah Rp 800.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
4 MeiPerlengkapan jahit800000
Kas800000
10 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian langganan seharga Rp 300.000 dan langsung diterima pembayarannya. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 300.000,- (Debet)
  • Pendapatan perusahaan bertambah Rp 300.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
10 MeiKas300000
Pendapatan perusahaan300000
12 Mei: Dibeli peralatan jahit dari Toko Sekawan seharga Rp 1.500.000,- baru dibayar Rp500.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Peralatan Jahit bertambah Rp 1.500.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 500.000,- (Kredit)
  • Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) bertambah Rp 1.000.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
12 MeiPeralatan jahit1500000
Kas500000
Utang perusahaan1000000
18 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian Tn. Ahmad seharga Rp 1.700.000 sudah dikirimkan tagihannya. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Piutang Usaha bertambah Rp 1.700.000,- (Debet)
  • Pendapatan perusahaan bertambah Rp 1.700.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
18 MeiPiutang usaha1700000
Pendapatan jahit1700000
19 Mei: Dibayar ke Toko Sekawan Rp 800.000,- atas pembelian peralatan jahit tanggal 12 Mei. Analisis transaksi :
  • Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) berkurang Rp 800.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
19 MeiUtang perusahaan800000
Kas800000
20 Mei: Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu kerja Rp 200.000,-
  • Beban Gaji bertambah Rp 200.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 200.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
19 MeiBeban Gaji200000
Kas200000
21 Mei: Diterima pinjaman dari BCA Rp 2.000.000,- dikenakan biaya administrasi Rp250.000.
  • Kas bertambah Rp 1750000,-
  • Beban administrasi bertambah Rp 250000,-
  • Utang bank bertambah Rp 2000000,-
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
21 MeiKas1750000
Beban administrasi250000
Utang bank2000000
22 Mei: Tn. Ali mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi Rp 400.000,-
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 400.000,- (Kredit)
  • Pengambilan pemilik (Prive) bertambah Rp 400.000,- (Debet)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
22 MeiPrive400000
Kas400000
Jurnal umum secara utuh 31 Desember:
ALI TAILORJurnal UmumPer 31 Mei 2006
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
1 MeiKas4000000
Modal4000000
2 MeiSewa Dibayar Di Muka1200000
Kas12000000
4 MeiPerlengkapan jahit800000
Kas800000
10 MeiKas300000
Pendapatan perusahaan300000
12 MeiPeralatan jahit1500000
Kas500000
Utang usaha1000000
18 MeiPiutang usaha1700000
Pendapatan jahit1700000
19 MeiUtang usaha800000
Kas800000
21 MeiKas1750000
Beban administrasi250000
Utang bank2000000
22 MeiPrive400000
Kas400000
Total1270000012700000
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Jurnal_umum