TRANSAKSI PEROLEHAN AKTIVA TETAP

No Comments
Bagaimana cara mencatat transaksi pembelian aktiva tetap secara tunai?
Adanya transaksi pembelian secara tunai, akan menambah nilai aktiva tetap tersebut di sebelah debet sebesar harga perolehannya.

Contoh:
Pada tanggal 5 Januari 2000 dibeli tunai sebuah mesin dengan harga perolehan sebagai berikut:
- Harga beli                      Rp 10.000.000,00
- Biaya angkutan             Rp   1.000.000,00
- Biaya bongkar muat      Rp     300.000,00
- Biaya pemasangan       Rp  1.200.000,00
- Biaya percobaan          Rp     500.000,00
Harga perolehan            Rp 13.000.000,00

Jurnal untuk mencatat pembelian mesin:
Jan 5   Mesin      Rp 13.000.000,00
                 Kas                                 Rp 13.000.000,00

Dalam hal aktiva tetap dibeli secara gabungan, misalnya pembelian tanah dengan gedung yang ada di atasnya, harga perolehan dapat dialokasikan atas dasar perbandingan harga pasar masing-masing aktiva atau atas dasar taksiran Kantor Pajak. 

Contoh 2 :
Tanggal 10 Januari 2000, dibeli tanah dengan bangunannya dengan harga Rp100.000.000,00 (termasuk biaya-biaya yang berhubungan dengan perolehannya). Menurut taksiran Kantor Pajak aktiva tersebut dinilai sebagai berikut:
- Harga tanah         Rp 50.000.000,00
- Harga bangunan  Rp 30.000.000,00
Jumlah                   Rp 80.000.000,00 

Atas dasar taksiran tersebut, harga perolehan masing-masing aktiva dapat ditetapkan sebagai berikut:
Harga perolehan tanah        = (Rp 50.000.000,00 : Rp 80.000.000,00) x Rp 100.000.000,00
                                             = Rp 62.500.000,00
Harga perolehan bangunan = (Rp 30.000.000,00 : Rp 80.000.000,00) x Rp 100.000.000,00 
                                             = Rp 37.500.000,00

Jurnal untuk mencatat pembelian tanah dan bangunan adalah sebagai berikut:
Jan. 10 Tanah         Rp 62.500.000,00
              Bangunan Rp 37.500.000,00 
                      Kas                                 Rp100.000.000,00

Bagaimana cara mencatat transaksi pembelian aktiva tetap secara kredit?

Adanya transaksi pembelian secara kredit, akan menambah nilai aktiva tetap tersebut di sebelah debet sebesar harga tunainya. Selisih antara harga tunai dengan harga kredit, dicatat pada perkiraan “Beban Bunga”.

Contoh:
Tanggal 20 Januari 2000, dibeli sebuah kendaraan angkutan secara kredit dengan harga Rp22.000.000,00. Di antaranya dibayar tunai Rp2.000.000,00, sisanya dibayar dalam 10 angsuran bulanan.
Jurnal untuk mencatat pembelian kendaraan:
Jan. 5 Kendaraan Rp22.000.000,00
Kas Rp 2.000.000,00 
Hutang Usaha Rp20.000.000,00
Jika pembayaran angsuran dikenakan bunga sebesar 12% per tahun, maka pada saat pembayaran angsuran pertama dihitung:
- Angsuran bulanan = Rp20.000.000,00 : 10 = Rp2.000.000,00
- Bunga 1 bulan = 1/12 x 12% x Rp20.000.000,00 = Rp 200.000,00
Jumlah yang dibayarkan = Rp2.200.000,00
Jurnalnya:
Utang usaha Rp2.000.000,00
Beban bunga Rp 200.000,00
Kas Rp2.200.000,00

Bagaimana cara mencatat transaksi terkait pembangunan aktiva tetap?
Ketika suatu perusahaan memutuskan untuk membangun sendiri aktiva tetapnya, maka biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses pembangunan aktiva tetap itu berlangsung akan dicatat sebagai berikut:
Aktiva tetap dalam konstruksi Rp xxx
Kas yang dibayarkan Rp xxx
Setelah aktiva tersebut selesai dibangun, maka akan dicatat sebagai berikut:
Aktiva tetap Rp xxx
Aktiva tetap dalam konstruksi Rp xxx
Bagaimana cara mencatat transaksi perolehan aktiva tetap melalui pertukaran dengan aktiva non moneter?
Aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan aktiva non moneter, secara umum dicatat sebesar harga pasar aktiva tetap yang diterima. Selisih antara harga pasar yang diterima dengan harga buku aktiva yang diserahkan, dicatat sebagai rugi atau laba pertukaran. Harga buku adalah harga menurut catatan atau harga perolehan setelah dikurangi dengan jumlah penyusutan (akumulasi penyusutan).
Contoh:
Tanggal 20 Januari 2000, sebuah mesin yang mempunyai harga pasar wajar Rp4.000.000,00, diperoleh dengan menyerahkan peralatan sebagai pertukaran. Harga perolehan peralatan menurut catatan, sebesar Rp5.000.000,00 dan telah disusutkan sebesar Rp1.500.000,00.
Perhitungan untuk pertukaran adalah sebagai berikut:
Harga pasar mesin yang diterima Rp4.000.000,00
Harga buku peralatan yang diserahkan
- Harga perolehan Rp5.000.000,00
- Jumlah penyusutan (akumulasi penyusutan) (Rp1.500.000,00)
(Rp 3.500.000,00)
Laba pertukaran Rp 500.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran:
Jan. 5 Mesin Rp4.000.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan Rp1.500.000,00
Peralatan Rp5.000.000,00
Laba pertukaran peralatan Rp 500.000,00
Jika harga pasar mesin adalah Rp3.000.000,00, maka perhitungannya:
Harga pasar mesin yang diterima Rp3.000.000,00
Harga buku peralatan yang diserahkan
- Harga perolehan Rp5.000.000,00
- Jumlah penyusutan (akumulasi penyusutan) (Rp1.500.000,00)
(Rp3.500.000,00)
Rugi pertukaran Rp 500.000,00
Jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran:
Jan. 5 Mesin Rp3.000.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan Rp1.500.000,00
Rugi pertukaran Rp 500.000,00
Peralatan Rp5.000.000,00

Bagaimana cara mencatat transaksi perolehan aktiva tetap melalui sumbangan?
Aktiva tetap yang diperoleh melalui sumbangan/hadiah/donasi, diakui sebesar taksiran nilai pasar aktiva tetap, disertai dengan mengkredit akun modal.
Contoh:
Tanggal 5 Juli 2000, diterima sebagai sumbangan seperangkat peralatan kantor. Harga pasar wajar peralatan tersebut adalah seharga Rp 3.500.000,00.
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah:
Jan. 5 Peralatan Kantor Rp3.500.000,00
Modal Donasi Rp3.500.000,00

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.