Tampilkan postingan dengan label Batu Budug. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Batu Budug. Tampilkan semua postingan
Peraturan Warga Kampung Adat Batu Budug

Peraturan Warga Kampung Adat Batu Budug

No Comments

Peraturan Kampung Adat Batu Budug

 

Umum:

  1. Puasa air dan membisu selama 11 (sebelas) hari (untuk warga baru)
  2. Siangnya puasa
  3. Makan halalan
  4. Menghidupkan malam
  5. Tidak terjadi perbuatan makruh dan dosa
  6. Kesadaran individu agar menghindari dosa
  7. Mengaji untuk mengetahui dasar halalan dan memperkuat keyakinan
  8. Membaca Al-Qurán setiap hari dengan suara pelan, diupayakan 10 juz 
  9. Tidak boleh bersuara di majelis
  10. Tidak boleh membawa/mengaktifkan handphone
  11. Berkebun setelah sholat Ashar
  12. Masak satu tungku
  13. Makan 1 (satu) kali pada saat waktu Isya setelah melakukan sholat sunah Awwabin
  14. Pakaian :

a.       Laki-laki :

Ø  Untuk sholat, memakai pakaian putih polos, pakai sorban dan imamah/udeng

Ø  Diluar sholat, memakai pakaian yang menutupi aurat, rapi, sopan, bersarung dan kopiah.  

b.      Wanita :

Ø  Untuk sholat, memakai mukena putih polos

Ø  Diluar sholat, memakai pakaian yang menutupi aurat, rapi, sopan dan bersarung/gamis.

Ø  Wajib memakai cadar

  1. Memiliki dan menggunakan siwak
  2. Dilarang merokok
  3. Dilarang memakai jam tangan/gelang untuk laki-laki
  4. Masa percobaan 40 (empat puluh) hari
  5. Mengikuti kegiatan dan mentaati peraturan yang berlaku
  6. Apabila terjadi pelanggaran, maka akan dikenakan sanksi.

Berkeluarga:   

  1. Suami mulai kegiatan malam mulai pukul 22.00 s.d 03.00 wib
  2. Anak usia 7 (tujuh) tahun ke atas harus tinggal di kobong, tidak boleh di rumah atau mondok diluar
  3. Anak pulang ke rumah seminggu sekali
  4. Untuk keluarga yang memiliki bayi usia dibawah 2 (dua) tahun boleh memiliki kompor dan peralatan masak hanya untuk keperluan bayi
  5. Untuk anak 7 (tujuh) tahun ke bawah yang belum mampu berpuasa dipersilahkan masak di dapur umum
  6. Apabila ada tamu keluarga dipersilahkan masak di dapur umum
  7. Di rumah tidak boleh ada orang bukan mahrom. 

Batu Budug, 16 Jumadil Awal 1444

                                     10 Desember 2022

Kampung Adat Batu Budug


Cara Membuat Tepung Mocaf dari Singkong

No Comments

Mocaf kepanjangan dari modification adalah tepung singkong yang telah melalui proses fermentasi sehingga tepungnya berwarna putih, tidak berbau dan berasa khas ubi (seperti pada tepung gaplek),juga memiliki nilai karbohidrat yang cukup tinggi dan cocok untuk penderita autis yang alergi terhadap gluten karena tepung mocaf tidak mengandung gluten. Masih pada kegiatan KWT desa Kamolan yang kreatif dan cepat menerima dan mengaplikasikan inovasi yang diterimanya,serta dalam rangka deversifikasi uaha dalam bidang pangan/bahan pangan , sehingga bukan sekedar menoba ,akan tetapi sudah menjual produk tepung mocaf baik pasar online maupun pasar baiasa pada umumnya. Tepung mocaf dapat dimanfaatkan untuk membuat aneka olahan makanan seperti mie, kue, roti, bakso, kerupuk dan lain-lain menggantikan terigu 30-100 % dengan kualitas produk yang cukup baik.

Cara Pembuatan Mocaf
  1. Kupas kulit singkong.
  2. Bersihkan lendir pada permukaan singkong dengan air dan di gosok- gosok.
  3. Potong-potong tipis singkong dengan pisau atau alat pencacah hingga berbentuk seperti keripik atau chips.
  4. Rendam dalam air bersih selama 3 hari. Ganti air setiap 24 jam.
  5. Angkat rendaman, tiriskan.
  6. Jemur chips sampai kering, kadar air 10-12%.
  7. Tumbuk atau giling chips kering.
  8. Ayak dengan ayakan ukuran butiran mesh 60 atau 80. Yang masih kasar bisa digiling kembali.

Sumber : http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/75991/PEMBUATAN-TEPUNG-MOCAF/
H. Ahmad Nahrowi Keresek H. Muhammad Ilyas Cibeunteur, 1880-an

H. Ahmad Nahrowi Keresek H. Muhammad Ilyas Cibeunteur, 1880-an

No Comments
K. H. Ahmad Nahrowi Keresek

Kiai Nahrowi adalah generasi ke-3 yang diserahi kepemimpinan di Pesantren Keresek. Ia putera K. H. Muhammad Thobri ibn Kiai Nurhikam. Menurut sumber tradisi, pesantren Keresek telah berdiri sejak tahun 1835. 237 Ahmad Nahrowi merupakan keturunan Mbah Ma’lum Pasirkondang. Ia belajar ilmu agama langsung kepada ayahnya di Keresek. 112 Kiai Nahrowi memimpin pesantren setelah ayahnya wafat. Pada masanya, ia tidak melakukan perlawanan terhadap kaum kolonial Belanda. Ia lebih memilih mendidik para santri agar dapat berkiprah pada bangsa dan negaranya kelak setelah dewasa. Atas sikapnya tersebut, pemerintah kolonial menganugerahkan Bintang Tanda Jasa. Karena penganugerahan tersebut Ahmad Nahrowi kemudian disebut mama Bintang. 238 Setelah Mama Bintang wafat, pesantren diserahkan kepada putranya, K. H. Busrol Karim. Pada saat pesantren dipimpin oleh mama Oco inilah, terjadi peristiwa yang bukan saja menggemparkan warga pesantren, tetapi juga warga Keresek pada umumnya, yaitu Jin Keresek. Sepeninggal K. H. Busrol Karim, pengelolaan pesantren dilanjutkan oleh K. H. Hasan Basri, dan sekarang dilanjutkan oleh Usman ajengan Uus.


K. H. Muhammad Ilyas Cibeunteur, 1880-an

K. H. Muhammad Ilyas diperkirakan lahir pada tahun 1880-an, di Jasinga Bogor. Belum diketahui silsilah keluarganya, namun diinformasikan ia mesantren ke K. H. Shobari, Ciwedus Kuningan. 239 Selama di pesantren, ia merupakan teman seangkatan ajengan Keresek Garut, K. H. Abdul Halim Majalengka, dan mama Sudja’i Bobos, Cirebon. Selesai mesantren, ia menikah dengan seorang perempuan asal Ciamis. Di Ciamis ia merintis pembangunan pesantren, namun karena ada yang iri, ia pindah ke Cibeunteur, Cipacing, Banjar. Di sinilah ia mendirikan pesantren Cibeunteur di atas tanah seluas 1.000 tumbak + 14.000 m 2 . K. H. Muhammad Ilyas mengkonsentrasikan diri pada bidang fiqh sehingga karena kesamaan tersebut, ia menjadi teman diskusi dan akrab dengan mama Kudang Tasikmalaya. 113 Selama hidupnya, K. H. Muhammad Ilyas tidak terlibat dan melibatkan diri pada organisasi Islam dan politik. Ia pun tidak melakukan perlawanan terhadap Belanda. Ia lebih memilih mencetak calon ulama, kader penerus bangsa. Buah kerja kerasnya mejadikan pesantren Cibeunteur menjadi terkenal bukan hanya di daerah Jawa Barat, tetapi para santrinya ada yang datang dari Jakarta, Sumatera, hingga Lombok, NTB. Ciri penting Pesantren Cibeunteur adalah untuk ngasakeun mematangkan para calon kiai yang kelak akan membuka atau memimpin pesantren. Kini pesantren Cibeunteur bernama Yayasan Pondok Pesantren Minhajul Karomah dengan luas tanah 2000 tumbak 28.000 M 2 . 240


Sumber: https://text-id.123dok.com/document/ky6omg2gy-h-ahmad-nahrowi-keresek-h-muhammad-ilyas-cibeunteur-1880-an.html
Sanad Keguruan Ulama Kiyai Ayah Cibeunter Banjar

Sanad Keguruan Ulama Kiyai Ayah Cibeunter Banjar

No Comments
Al Imam Syafi’i rohimahulloh berkata: (terjemahannya) “Orang yg belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yg mengumpulkan kayu bakar di gelapnya malam,ia membawa pengikat kayu bakar yg terdapat padanya ular berbisa dan ia tidak tahu (Faidhul Qodir j 1 s 433)

SILSILAH/SANAD GURU ILMU FIQH

Dari jihat PP Al Ianah,Bunikasih-Cianjur:

1. Rosululloh saw
2. Sayiduna Abdulloh bin Umar
3. Sayiduna Syafi’ Maula Abdillah
4. Al Imam Malik bin Anas
5. Asysyekh Al Imam Al A’zhom Ibn Abdillah bin Idris Asysyafi’i (imam Syafi’i)
6. Imam Abu Ibrohim Ismail bin Yahya Al Mazani
7. Imam Abu Al Qosim
8. Imam Ahmad ibn Umar bin Surej Abu Al Abas Al Baghdadi
9. Imam Ibrohim Al Maruzi
10. Imam Abu
Bakar Qofal
11. Abu Abdillah Muhammad Al Juwaeni
12. Abdul Malik ibn Yusuf bin Muhammad Al Juwaeni(imam Haromaen)
13. Abu Hamid bin Muhammad Al Ghozali Aththusiy(imam Ghozali)
14. Syekh Muhammad Naisaburi
15. Imam Kamal Ardabili
16. Syekhul Islam Muhyiddin bin Zakarya bin Syarifuddin
17. Syekh Hibatulloh Al Baar
18. Syekh Abdurrohim Al Quroisyiy
19. Syekh Umar Al Bulqini
20. Syekh Solih bin Umar bin Ruslan bin Nasir bin Solih Al Bulqini
21. Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al Mahalliy
22. Abu Yahya Zakarya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakarya Al Anshori (Syekhul Islam Zakarya Al Anshori)
23. Syihabuddin bin Ahmad bin Hajar Al Haitamiy(Syekh Ibn Hajar)
24. Wajihuddin Abdurrohman bin Ziyad Az Zubaedi
25. Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz Al Mulaibari
26. Syekh Abdul Aziz Zamzami
27. Syekh Sulaeman Al Babili
28. Syekh Ahmad bin Romadlon
29. Syekh Sulaeman bin Muhammad bin Umar Al Bujaerimi Al Mishriy
30. Syekh Ali Al Wana-i
31. Syekh Muhammad Solih Rois
32. Syekh Abdulloh bin Umar
33. Syekh Ahmad Zaini Dahlan
34. Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani
35. Syekh Abu Bakar bin Al Arif Billah As Sayid Muhammad Syitho
36. Syekh Kholil Bangkalan Madura
37. Syekh Nakhrowi (Mama Ajengan Ciwedus)
38. Syekh Kholil bin Ilyas Banjar (ayah Banjar)
39. KH.Abdul Fatah (Aa Bunikasih - Cianjur)
40. Alhaqiroh wal faqiroh

Dari jihat PP Mathlabul Ulum Smd:

39. KH. Abdurrohman Syadzili bin KH. Ahmad Syadzili (Apa Cikole - Ciamis)
40. Hj. Ucu St. Aminah
41. Alhaqiroh wal faqiroh

Rohmatullohi alaihim wanafa’anallohu bi’uluumihim.

Sumber : https://sukmiatinurulislamiah.wordpress.com/halaman-utama/sanad-keguruan/