Tampilkan postingan dengan label Tips & Trik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips & Trik. Tampilkan semua postingan

Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami Lengkap

No Comments




Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami - Budidaya Petani. Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuning-kuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.

Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami

Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami

2. SENTRA PERIKANAN
Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
3. JENIS


Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:

Klas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Labyrinthici

Sub Ordo : Anabantoidae

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus goramy (Lacepede)

Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.

4. MANFAAT

Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

5. PERSYARATAN LOKASI

  1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
  2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
  3. Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
  4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
  5. Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik. 
  6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
  7. Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    1. Kolam
      Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
      1. Kolam penyimpanan induk
        Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
      2. Kolam pemijahan
        Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting. 
      3. Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
        Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
      4. Kolam pembesaran
        Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi. 
      5. Kolam/tempat pemberokan
        Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
        1. Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m 2 ). 
        2. Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
        3. Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
        4. Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.
        5. Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
        6. Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m. 
    2. Peralatan
      Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi). 
  2. Pembibitan
    1. Pemilihan Induk
      Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
      1. Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
      2. Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
      3. Ukuran kepala relatif kecil
      4. Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
      5. Gerakan normal dan lincah.
      6. Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
      7. Berumur antara 2-5 tahun.
        Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:

        • Betina
          • Dahi meninjol.
          • Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
          • Dagu putih kecoklatan.
          • Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
          • Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
        • Jantan
          • Dahi menonjol.
          • Dasar sirip dada terang keputihan.
          • Dagu kuning.
          • Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
          • Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
    1. Pemeliharaan Induk
      Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m 2 ) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
    2. Pembenihan
      Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
      1. Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
      2. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari. 
      3. Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
      4. Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.
      5. Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yangkemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
    3. Pemeliharaan Bibit
      Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau pengeluaran air. Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan rata-rata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan. 
  1. Pemeliharaan Pembesaran
    1. Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
      1. Polikultur
        Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
      2. Monokultur
        Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas kolam sekitar 1500 meter persegi
    2. Pemupukan
      Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
    3. Pemberian Pakan
      Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap. Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun. 
    4. Pemeliharaan Kolam/Tambak
      Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.

7. HAMA DAN PENYAKIT

  1. Penyakit
    Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut. Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
    1. Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
    2. Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
    3. Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
      1. Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
        1. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
        2. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
        3. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi terus menerus.
        4. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
      2. Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
      3. Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya:
        1. siapkan wadah yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai rata;
        2. ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja.
        3. Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam;
        4. pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
  2. Hama
    Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.

8. PANEN

  1. Penangkapan
    Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen. Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka. 
  2. Pembersihan
    Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.

Demikian Artikel Teknik Cara Budidaya Ikan Gurami Lengkap, semoga bermanfaat.
Sumber:
http://budidaya-petani.blogspot.co.id/2013/09/teknik-cara-budidaya-ikan-gurami-lengkap.html
Proses Pembenihan Ikan Gurame

Proses Pembenihan Ikan Gurame

No Comments

Pembenihan Ikan Gurame


Usaha pembenihan meliputi kegiatan pemeliharaan induk pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva sampai berukuran sebesar biji oyong. Larva berumur 12-30 hari ini selanjutnya dirawat sampai bobotnya mencapai 10 – 15 g/ekor (umur 4 bulan). Benih sebesar ini siap untuk didederkan. Namun, ada juga yang menjual telur untuk ditetaskan.

Pemeliharaan Induk


Induk yang digunakan dalam pembenihan harus sudah berusia di atas lima tahun atau sedang dalam masa produktif. Selain itu, induk harus berasal dari strain yang bagus, sehat, kuat, dan tidak cacat fisik. Bobot gurame yang pantas dijadikan induk adalah 1,5 – 2 kg per ekor.

Induk gurame yang sudah dipilih kemudian dipelihara dalam kolam pemeliharaan. Pemeliharannya dapat dcampur dengan ikan jenis lain seperti ikan mas atau ikan tambak yang mirip gurame. Kedalaman kolam induk minimum 75 cm. Kolam yang terlalu dangkal tidak baik digunakan, karena gurame suka sekali begerak naik turun. Kolam juga harus dilengkapi dengan pintu masuk dan keluarnya air sehingga air dapat diganti-ganti. Lahan yang digunakan sebaiknya tidak berlumpur, tetapi memiliiki air yang jernih. Kepadatan kolam hendaknya disesuaikan dengan tingkat luas kolam. Jika luas kolam 3-4 m2, induk ikan yang dimasukkan berukuran 2-3 kg per ekor.

Sebelum benih ditebarkan, kolam induk harus diolah terlebih dulu dengan cara membalik dasar tanah dengan cangkul. Cara ini berguna untuk mengembalikan kondisi tanah serta membuang sisa bahan beracun dan penyakit. Oleh sebab itu, setelah pembalikan tanah dilakukan pengapuran untuk menaikkan pH tanah. Dosis pengapuran 15-25 g/m2.

Konstruksi kolam induk harus dibuat kokoh. Kolam dapat dibuat dari tembok dengan dasar tanah. Namun jika dasar kolam dan dinding pematang terbuat dari bahan dasar tanah, dinding kolam harus dilapisi dengan bilik atau anyaman bambu. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pematang akibat perilaku ikan yang suka mengorek makanan dari tanah pematang, sehingga menyebabkan kebocoran.

Penebaran indukan harus dilakukan hati-hati. Pasalnya penebaran yang dilakukan secara serampangan akan menyebabkan induk stres. dan dapat mengganggu proses pemilahan nantinya. Sebaiknya penebaran induk dilakukan pada pagi hari agar suhu udara tidak terlampau panas. Lebih baik lagi jika kolam induk dberi naungan yang berfungsi menahan sinar matahari berlebih sehingga ikan di dalamnya dapat berenang dengan tenang.

Selama pemeliharaan induk, pemberian pakan harus dilakukan secara intensif. Pakan yang diberikan dapat berupa pelet dengan kadar protein berkisar 40% dengan dosis 1,5 – 2% dari bobot badan ikan per hari. Selain berkadar protein tinggi pakan juga harus mengandung vitamin dan mineral yang cukup. Selain itu, pakan alami berupa daun talas dapat dijadikan makanan tambahan yang diberikan sekitar 0,5% dari bobot badan ikan. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara bertahap, karena gurame termasuk ikan yang lamban dalam merespon makanan terutama makanan buatan. Pemberian pakan yang bermutu dimaksudkan untuk memacu kematangan gonad induk gurame.


Pemilihan Induk Siap Pijah


Ciri induk jantan yang dipilah adalah adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal dan tidak adanya bintik pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang degan perut membentuk sudut tumpul. Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya lebih terang daripada induk jantan dan bentuk perutnya besar bulat.

Ciri lainnya adalah kelamin induk betina akan mengeluarkan telur berwarna putih jika perut ditekan ke arah kelamin. Sedangkan induk jantan yang sudah matang akan mengeluarkan sperma berwarna putih. Cara mudah menentukan kematangan gonad induk jantan adalah dengan melihat tingkah lakuya yang selalu beriringan bersama induk betina dan mulai membuat sarang dari rumput kering. Sementara itu, kematangan gonad betina dapat dilihat dari perut yang membesar dan terasa lunak saat diraba.


Pemijahan Ikan Gurame


Induk yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukuran minimumnya 20 m2 dan maksimum 1.000 m2, dengan kedalaman 1-1,5 m. Kualitas air kolam pemijahan yang baik bersuhu 25 – 30 C, nilai pH 6,5 – 8,0, laju penggantian air 10-15% per hari, dan ketinggian air kolam 40 – 60 cm.

Di dalam kolam harus dipasang bahan sarang dan sosog. Sosog sebagai tempat sarang telur diletakkan 25-30 cm dari permukaan air kolam, sementara bahan sarang dapat diletakkan di permukaan air atau di kedalaman 5-10 cm dari permukaan air.

Pemindahan induk dari kolam pemeliharaan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan baskom. Perpindahan dengan cara ini akan mengurangi risiko stres pada ikan. Sebaiknya, induk diletakkan dekat pintu pemasukan air, karena pada bagian tersebut oksigen yang terlarut di dalamnya masih tinggi. Padat tebar induk adalah 1 ekor ikan untuk 5 m2 kolam, dengan perbandingan jumlah jantan : betina adalah 1 : 3.

Proses pemijahan biasanya akan berlangsung satu minggu setelah induk gurame berada di dalam kolam pemijahan. Keberhasilan pemijahan dapat diamati dengan melihat permukaan air kolam. Jika tercium bau amis yang diikuti dengan munculnya banyak minyak di permukaan air, berarti telah terjadi proses pemijahan.

Setelah pemijahan selesai. Pengambilan sarang dilakukan secara hati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang.

Penetasan Telur Gurame


Sarang yang telah diangkat dari kolam pemijahan dimasukkan ke dalam ember yang berisi air dan campuran Metheline Blue. Telur yang hidup biasanya berwarna kuning cerah atau bening transparan, sedangkan telur yang gagal menetas berwarna putih suram dan tidak transparan. Telur-telur yang mati harus disingkirkan supaya tidak menular ke telur yang sehat.

Selanjutnya sarang dalam ember tersebut dibawa ke tempat penetasan. Telur akan menetas dalam kurun waktu 41 jam. Tempat penetasan sebaiknya berada di lingkungan tenang, karena telur tidak akan menetas jika sering kaget.

Dahulu banyak petani yang menetaskan telur gurame di kolam penetasan yang sekaligus juga merupakan kolam pemijahan. Telur-telur yang telah dibuahi induk jantan akan dijaga oleh induk betina sampai menetas. Gerakan induk betina di sekitar sarang akan menyebabkan bertambahnya oksigen terlarut di dalam air, dan akan menghidupkan telur-telur yang dijaganya. Telur akan menetas menjadi larva pada hari ke 11 – 12.


Pemeliharaan Benih


Benih yang sudah berukuran 0,5 g/ekor sudah dapat dipelihara dalam happa yang dipasang pada bak atau kolam pemeliharaan benih. Teknologi pemeliharaan dengan happa merupakan teknik untuk memacu pertumbuhan gurame sejak dini. Pemeliharaan dengan happa ini akan menghasikan benih yang bongsor dan sehat.

Happa dibuat dengan cara mengikat kain halus pada tonggak bambu yang ditancapkan ke dasar kolam. Jumlah tonggak bambu yang dibutuhkan minimum empat buah. Jika ukuran happa cukup besar, di bagian sisi terpanjang happa perlu ditambah 2 tonggak untuk menahan happa agar tidak jatuh. Atur posisi happa agar terendam dua pertiga bagian dalam air kolam.

Benih ditebar pada pagi atau ore hari dengan padat penebaran 75-100 ekor/m2. Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus tiga kali sehari dengan dosis 10% dari bobot tubuh per hari. Setelah dipelihara selama 3 – 4 bulan di dalam happa, benih dapat ditebar di kolam pendederan.

Sumber:
http://1001budidaya.com/pembenihan-ikan-gurame/
Cara Budidaya Ikan Gurame

Cara Budidaya Ikan Gurame

No Comments
Langkah serta tips mudah budidaya jenis ikan gurame masih banyak peminatnya. Hal ini tak lepas dari pemakaian serta kebutuhan ikan gurame bagi masyarakat. Sebagaimana diketahui, sekarang ikan gurame semakin banyak digunakan sebagai lauk atau menu di rumah makan. Dari rumah makan kecil hingga restoran mewah pun menjadikan ikan gurame ini sebagai menu makanan mereka. Maka penjualan ikan jenis gurame pun semakin lebih mudah serta keuntungan pun sangat mudah didapatkan. Tertarik mencoba usaha sampingan budi daya ikan air tawar jenis gurame?

Berikut strategi sukses serta tips mudah budidaya jenis gurame bagi pemula


Langkah Sukses dan Cara Budidaya Ikan Gurame

Langkah pertama, pemilihan bibit


Sebelum mulai membudidayakan, Anda bisa menyiapkan dulu bibit terbaiknya, berikut paparannya;

Induk betina


  1. Dahi dari gurame betina rata
  2. Ujung siripnya bulat atau bundar
  3. Usianya 2,5 hingga 6 tahun
  4. Dagunya tidak terlalu menonjol
  5. Dasar sirip dada warnanya gelap kehitaman

Induk jantan


  1. Dasar siripnya bagian dada warnanya lebih terang keputihan
  2. Jika ditekan, induk bisa mengeluarkan sperma dari alat kelamin
  3. Usianya yg baik 3 tahun hingga 7 tahun
  4. Dagunya berwarna kuning serta teksturnya menonjol
  5. Dahi menyerupai cula atau agak menonjol
  6. Jika ditaruh di tempat yg datar, ekornya akan dinaikkan ke atas

Langkah kedua, pembuatan kolam


Kolam terpal bisa digunakan untuk membudidayakan gurame, ada dua teknik yg bisa Anda lakukan;

  1. Menggali tanah dengan kedalaman tertentu kemudian menaruh terpal ke dalamnya
  2. Menegakkan terpal dengan bantuan kayu di permukaan tanah (tanpa perlu menggali tanah)

Namun terpenting, Anda harus membersihkan terpal dari patogen. Anda perlu memberi garam sebanyak 2 ons per ukuran 1 meter kubik setelah dicuci hingga bersih serta diisi air.

Langkah ketiga, pastikan bibit sehat dan tidak berpenyakit


Selanjutnya, Anda harus memastikan bahwa bibit yg akan dimasukkan dalam kolam sudah sehat. Jika ada yg berpenyakit, baiknya dikarantina sebelum dimasukkan dalam kolam.

Langkah keempat, pakan untuk gurame


Cara budidaya ikan gurame selanjutnya adalah dengan memilih pakan untuk gurame. Ini tiga makanan yg bisa dipilih;

  1. Pellet dengan kandungan protein 25 hingga 30 persen
  2. Sayuran
  3. Daun-daunan

Selain makanan di atas, masih ada pakan lain yg bisa Anda pilih. Sementara itu, untuk pakan di atas, pakan yg diutamakan adalah pellet dengan pemberian pakan seperti berikut;

  1. Frekuensinya sering
  2. Jumlahnya tidak terlalu banyak

Hindari pemberian pakan yang berlebihan, karena pakan yang tidak termakan dan bercampur dengan kotoran ikan akan membentuk amoniak.

Langkah kelima, langkah–langkah mengontrol kebersihan air


Agar air yang menjadi habitat ikan gurame bersih dan memiliki kadar oksigen yang banyak, Anda bisa menggunakan filter air. Kemudian, gantilah air seminggu sekali secara periodik, minimal 30 %.
Cara Budidaya Cacing Sutra untuk Pemula yang Mudah

Cara Budidaya Cacing Sutra untuk Pemula yang Mudah

No Comments

Pertama, persiapan bibit

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah persiapan bibit. Bibit cacing sutra bisa dibeli atau ditangkap dari sungai atau sawah. Namun, kebanyakan petani memilih untuk membeli bibit cacing sutra di pasar sebab lebih praktis. Setelah dibeli, bibit cacing sutra ini harus dikarantina selama kurang lebih 2 hingga 3 hari menggunakan air bersih yang terus mengalir dengan debit yang kecil. Ini dimaksudkan untuk menghilangkan bakteri patogen yang mungkin menempel dalam tubuh cacing.


Kedua, pembuatan media tumbuh cacing sutra
Selanjutnya, Anda bisa menyiapkan habitat atau media tumbuh cacing tersebut. Anda bisa menyiapkan kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter persegi. Kubangan ini harus dibuat lengkap dengan saluran air, baik keluar maupun masuk. Kemudian di setiap kubangan, buatlah petakan dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 10 cm (tinggi). Kemudian antar petakan diberi lubang dengan jari-jari 0,5 cm.


Ketiga, pemupukan lahan dan pembuatan pakan
Langkah selanjutnya dalam cara budidaya cacing sutra ini adalah pemupukan. Cara ini dimaksudkan agar cacing dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan lebih optimal. Caranya adalah dengan menyiapkan pupuk kandang atau ampas tahu. Ukuran ampas tahu adalah 200 hingga 250 gram per meter persegi, sedangkan pupuk kandang 300 gram per meter persegi. Jika Anda ingin membuat pupuk sebagai pakan, ikuti langkah di bawah ini;
  1. Siapkan kotoran ayam lalu jemur hingga kering dan gas beracunnya hilang selama kurang lebih 6 jam
  2. Siapkan EM4, gula pasir dengan air. Campurkan menurut ukuran 4 ml EM4 dengan 300 ml air plus ¼ sendok makan gula pasir. Lantas diamkan selama 2 jam.
  3. Masukkan cairan pada poin dua ke dalam kotoran ayam. Untuk ukuran di atas, digunakan 10 kg kotoran ayam
  4. Jika sudah tercampur, tutup rapat dan biarkan selama 5 hari dengan tujuan agar fermentasinya dapat berjalan sempurna


Keempat, fermentasi lahan
Lakukan fermentasi pada lahan dengan merendam lahan hingga 3 sampai 4 hari menggunakan air setinggi 5 cm saja.


Kelima, cara benar menebarkan bibit cacing sutra
Kemudian, jika semuanya sudah siap, Anda bisa menebarkan bibit sutra ke dalam lahan dan selama perawatan, usahakan mengaliri air dengan debit yang lambat. Bisa menggunakan 2 hingga 5 liter air per sekon.


Keenam, makanan cacing sutra
Anda perlu tahu pakan untuk cacing sutra, yakni bahan organik yang sudah bercampur dengan sedimen atau lumpur yang ada di dasar lahan (perairan).


Ketujuh, teknik panen
Pada awal panen cacing sutra bisa dilakukan setelah 75 hari, setelah itu, Anda bisa memanennya tiap 15 hari sekali.
Perawatan dalam bisnis rumahan cara budidaya cacing sutra ini sangat penting untuk menjaga hasil panen Anda.